Harapan mesti disertai amal. Jika tidak, ia hanyalah
angan-angan.
Harapan yang sesungguhnya ialah harapan yang memotivasi
seorang untuk bersungguh-sungguh dalam bekerja dan beramal. Biasanya, orang
yang berharap sesuatu, dia akan mencarinya. Orang yang takut terhadap sesuatu,
dia akan menghindarinya.
Jika harapan tidak dibarengi amal, bahkan pelakuknya malas
dan enggan bekerja, serta justru mendorong kepada maksiat dan dosa, menurut
para ulama, itu hanyalah angan-angan, bukan harapan sesungguhnya. Ia bukanlah
harapan, melainkan ketertipuan.
Allah swt. berfirman,”Maka datanglah sesudah mereka generasi
(yang buruk) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah
ini, dan berkata,’kami akan diberi ampun’” (QS. Al-A’raf:169)
Rasullulah saw. Bersabda ,”Orang yang baik ialah orang yang
menghinakan dirinya sendiri dan beramal untuk masa setelah kematian, sedangkan
orang yang buruk ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap dari Allah
dengan harapan-harapan palsu.”
No comments:
Post a Comment