Wednesday, August 26, 2015

Kegigihanmu dalam mencari apa yang telah dijamin untukmu dan kekuranganmu dalam melaksanakan apa yang diminta darimu menjadi bukti butanya mata hatimu.


Maksud dari "apa yang telah dijamin" ialah rezeki dan karunia Allah.

Allah swt. berfirman, "Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui." (QS. al-'ankabut, 60)

Sementara itu, maksud dari "kekuranganmu dalam melaksanakan apa yang diminta darimu" ialah kekurangan dalam melaksanakan amalan-amalan yang bisa membimbingmu menempuh jalan menuju Tuhanmu, seperti zikir, shalat dan wirid. Allah swt. berfirman " Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (QS. adz-Dzariyat,56)

Yang dituntut dari seorang murid ialah terus berusaha memberi makan ruh dengan zikir-zikir kepada Allah dan melakukan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, bukan memberi makan yang lainnya karena itu sudah menjadi wewenang Tuhannya.

Buta mata hati maknanya, hati tidak lagi bisa melihat berbagai perkara maknawi, sebagaimana mata dapat melihat perkara-perkara indrawi.

Dalam hikmah diatas,Ibnu Atha'illah menggunakan lafal "kegigihan" untuk menyatakan bahwa rezeki yang dilakukan sekadarnya dan tanpa kegigihan tidak dilarang bagi seorang murid karena tidak menyebabkan buta mata hatinya.

No comments:

Post a Comment