Monday, October 26, 2015

Bisa jadi, Allah memberimu (kesenangan dunia), namun menghalangimu (dari taufik-Nya). Bisa pula Dia menghalangimu (dari kesenangan dunia), namun memberimu (taufik).

Bisa jadi, Allah memberimu (kesenangan dunia), namun menghalangimu (dari taufik-Nya). Bisa pula Dia menghalangimu (dari kesenangan dunia), namun memberimu (taufik).

“Taufik” ialah bimbingan untuk melakukan ketaatan serta mendekatkan diri kepada-Nya dan memahami-Nya.

Allah mungkin memberimu kesenangan dan kenikmatan dunia. Namun, Dia menghalangimu dari bimbingan-Nya untuk menaati, mendekati dan memahami-Nya. Mungkin juga Allah menghalangimu dari kesenangan dunia, namun dia memberi bimbingan-Nya.

Halangan Allah kepadamu untuk menikmati syahwatmu dan menikmati kesenangan alam semesta, meski disertai buruknya kebiasaan ibadahmu, merupakan karunia yang besar dari-Nya. Allah telah menetapkannya untukmu dan memutusmu dari kepentingan dan tujuan-tujuanmu.


Sebaliknya, ketika Allah memberimu kesenangan dunia, walaupun secara lahir tampak seperti pemberian, jangan kau lihat lahirnya saja. Lihatlah hakikatnya, saat itu, seorang hamba wajib menyerahkan putusan, pengaturan dan pilihan kepada Tuhannya. 

No comments:

Post a Comment