Bisa jadi, Allah memberimu (kesenangan dunia), namun
menghalangimu (dari taufik-Nya). Bisa pula Dia menghalangimu (dari kesenangan
dunia), namun memberimu (taufik).
“Taufik” ialah bimbingan untuk melakukan ketaatan serta
mendekatkan diri kepada-Nya dan memahami-Nya.
Allah mungkin memberimu kesenangan dan kenikmatan dunia.
Namun, Dia menghalangimu dari bimbingan-Nya untuk menaati, mendekati dan
memahami-Nya. Mungkin juga Allah menghalangimu dari kesenangan dunia, namun dia
memberi bimbingan-Nya.
Halangan Allah kepadamu untuk menikmati syahwatmu dan menikmati
kesenangan alam semesta, meski disertai buruknya kebiasaan ibadahmu, merupakan
karunia yang besar dari-Nya. Allah telah menetapkannya untukmu dan memutusmu
dari kepentingan dan tujuan-tujuanmu.
Sebaliknya, ketika Allah memberimu kesenangan dunia, walaupun
secara lahir tampak seperti pemberian, jangan kau lihat lahirnya saja. Lihatlah
hakikatnya, saat itu, seorang hamba wajib menyerahkan putusan, pengaturan dan
pilihan kepada Tuhannya.
No comments:
Post a Comment