Bukti kebodohan seseorang adalah selalu menjawab semua
pertanyaan, menceritakan semua yang dilihat dan menyebut semua yang diketahui.
Seorang murid atau seorang ‘arif dianggap bodoh jika ia
selalu menjawab, dengan mengungkapkan semua yang dilihat dan dirasakan
batinnya, saat ditanya tentang ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Mengapa
disebut bodoh? Karena seharusnya ia mengerti bahwa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan semacam itu dibutuhkan penguasaan yang baik atas ilmu
yang bersangkutan. Dan itu amat mustahil. Allah swt. berfirman,”Dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (QS.al-Isra’:85)
Semestinya, ia juga memerhatikan kondisi penanya karena
tidak semua orang layak bertanya seperti itu atau cukup mengerti ketika
mendengar jawaban atas pertanyaan seperti itu. Menjawab pertanyaan orang
semacam ini adalah sebuah kebodohan.
Mengungkapkan semua yang disaksikan sama dengan menyebarkan
rahasia yang semestinya disimpan. Orang-orang yang bijak berkata, “Hati
orang-orang merdeka merupakan kuburan rahasia. Rahasia adalah amanat Allah pada
seorang hamba.”
Menyebarkan rahasia ke semua orang adalah tindakan khianat
atau tidak amanah. Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atas
perkara-perkara gaib cukup dengan menggunakan isyarat atau anggukan. Bila
dijawab dengan kata-kata, itu sama saja dengan mengumumkan dan menyebarkan
rahasia ke khalayak ramai. Lagi pula, menjelaskan perkara-perkara gaib dengan
kata-kata justru hanya akan membuatnya semakin tidak jelas dan tertutup karena
sulit di ungkapkan dengan kata-kata.
Selain itu mengungkapkan semua yang diketahui merupakan
bukti tidak adanya kemampuan dalam memilah-milah ilmu pengetahuan. Bisa jadi,
di antara ilmu yang diketahuinya itu ada yang tak layak untuk diberitahukan
kepada orang lain karena bisa membahayakan, mendatangkan kerusakan, atau penolakan
manusia. Rasullullah saw. Bersabda, “Diantara ilmu ada yang bagaikan mutiara
berlumuran tanah yang tidak diketahui (bahwa itu mutiara), kecuali oleh ulama
yang mengenal Allah. Jika ilmu itu diperlihatkan kepada manusia, niscaya
orang-orang yang lalai kepada Allah akan menolaknya.”
Ali bin Al-husain bin Ali berkata,”banyak inti ilmu yang
jika aku kemukakan semuanya, orang-orang akan menganggapku termasuk penyembah
berhala, dan pasti banyak pula orang-orang muslim yang menghalalkan darahku.
Oleh karena itu, aku selalu menyembunyikan inti ilmuku agar orang-orang bodoh
tidak guncang ketika menyaksikan Yang Maha Haq”
Abu Hurairah ra. berkata,” Aku mendapat dua kantong ilmu
dari Rasullullah saw. Satu kantong kusebarkan ke suluruh manusia. Yang lain
tidak kusebarkan. Sekiranya kusebarkan, pasti kalian akan menggorok leherku
ini.”
Oleh sebab itu, al-Hallaj dibunuh setelah menyebarkan
sedikit rahasia ilmunya. Yaitu ia berkata,” Di balik jubah ini adalah Allah.”
Ini diungkapkannya karena setiap orang yang dekat kepada Allah pasti merasa
bahwa yang ada hanyalah Allah atau bahwa Allah itu menampakkan Diri-Nya dalam
segala sesuatu. Itulah puncak dari kemampuan mereka dalam mengungkapkan
pengalaman mereka. Sebetulnya ini adalah perkara yang tidak bisa diketahui, kecuali
lewat dzauq.
Kebenaran yang dilihat dan diketahui oleh setiap hamba
adalah sama. Akan tetapi, itu akan berbeda manakala di ungkapkan melalui
kata-kata.
No comments:
Post a Comment