Alam ini lahirnya berupa tipuan, sedangkan batinnya berupa
pelajaran. Diri (nafsu) melihat kepada lahirnya yang menipu, sedangkan kalbu
melihat kepada batinnya yang menjadi pelajaran.
Maksud “alam” disini adalah segala kenikmatan dan
pernak-pernik duniawi yang didalamnya nafsu meraih keuntungannya. Alam membuat
jiwa tertipu karena keindahan dan kilauannya. Namun hakikatnya, alam
sesungguhnya adalah objek untuk diambil pelajarannya dan dijauhi karena
keburukan, kehinaan dan kefanaannya.
Secara lahir, alam ini indah dipandang, sedangkan secara
batin, ia amat buruk. Siapa yang melihat kepada lahirnya, ia akan mendapatinya
hijau, indah dan menyilaukan. Pasti ia tertipu karenanya dan akan suka
melihatnya. Namun, siapa yang melihat hakekat batinnya, ia akan mendapatinya
kering, mati dan kotor sehingga akan menjadikannya bahan pelajaran dan
menjauhinya.
Nafsu selalu melihat kepada hiasan alam yang menyilaukan
sehingga ia tertipu dan pemiliknya akan binasa. Namun, kalbu akan melihat pada
batinnya atau keburukannya sehingga ia akan berkaca disana dan terhindar dari
keburukannya.
No comments:
Post a Comment