Dia memberimu kelapangan agar kau tidak terus berada dalam
kesempitan. Dia memberimu kesempitan agar kau tidak terus berada dalam
kelapangan. Dia mengeluarkanmu dari kelapangan dan kesempitan agar kau tidak
bergantung kepada selain-Nya.
Saat dalam kesempitan, kau merasa tertekan dan sakit. Saat
lapang, kau akan merasa beruntung dan senang, Allah akan mengeluarkanmu dari
kesempitan dan kelapangan dengan cara membuatmu merasa fana dan kau memilih
abadi dengan-Nya.
Oleh karena itu, jangan terus-menerus berada dalam sifat dan
keadaanmu yang menyakitkan atau menyenangkan agar itu tidak menjadi hijab
antara dirimu dengan Tuhanmu dan agar kondisimu seimbang dan berada di tengah,
tidak sempit, tidak pula lapang.
Maknanya, warnailah keadaan batinmu agar kau bisa
menaklukannya dan merasa fana darinya. Kesempitan diperuntukan bagi orang-orang
‘arif pemula. Sekiranya tanpa kesempitan, hakikat-hakikat mereka tidak akan
terkumpul dan tidak terhenti dari keinginan dan syahwat.
Adapun kelapangan diperuntukkan bagi orang-orang yang
mendapatkan cahaya awal kemenangan agar mereka mengerahkan segenap kekuatannya
dan merasa nyaman dengan embusan napas Tuhan dan tanda-tanda penyaksian terhadap
keridaan-Nya.
Sementara itu, keseimbangan diperuntukan bagi ahli nihayah
(orang yang mendapat tujuan akhir perjalanannya) agar ahwal mereka lurus, amal
mereka bersih dan mereka selalu berada di hadapan Tuhan tanpa cacat dan
kekurangan.
Kesimpulannya, kesempitan dan kelapangan merupakan kondisi
yang masih kurang karena masih membutuhkan eksistensi dan keberadaan seorang
hamba di dunia. Namun, keduanya dapat membuat hamba itu menjadi tegar.
Itu merupakan salah satu tanda kelembutan Allah kepada
hamba-Nya. Allah mewarnai hamba-Nya dengan dua kondisi itu, lalu
mengeluarkannya dari sana dengan menjadikan hamba itu merasa fana dan berada
bersama-Nya. Kesempitan dan kelapangan adalah kondisi kaum ‘arif pemula. Pada
masa-masa itu, mereka masih tercemari. Persis seperti murid pemula yang
keadaanya diwarnai harapan dan takut. Kendati demikian, keduanya tetap berbeda.
Harap dan takut dirasakan murid berkaitan dengan perkara yang diperkirakan akan
terjadi di masa mendatang, baik itu yang di takuti maupun yang dicintai.
Adapun kesempitan dan kelapangan yang menimpa kaum ‘arif
berkaitann dengan perkara yang tidak diperkirakan kedatangannya. Jika perkara
yang tiba-tiba datang itu adalah perkara yang ditakuti, itu adalah kesempitan.
Jika perkara yang tiba-tiba datang itu adalah perkara yang dicintai, itu adalah
kelapangan.
Sebab adanya kesempitan dan kelapangan itu adalah
asupan-asupan yang masuk ke dalam batin seorang ‘arif. Jika yang masuk kedalam
hati adalah asupan keagungan Ilahi, terjadilah kesempitan. Jika asupannya
berupa keindahan Ilahi, terjadilah kelapangan.
No comments:
Post a Comment