Cahaya yang dipancarkan Allah ke dalam hati seorang murid
bisa menyibak berbagai makna dan hal gaib, seperti baiknya ketaatan dan
buruknya maksiat. Mata hati bisa melihatnya. Dalam melihat makna dan hal gaib
ini, mata hati membutuhkan cahaya, seperti halnya mata biasa yang membutuhkan
bantuan cahya lentera atau matahari ketika akan melihat sesuatu. Cahaya yang
dibutuhkan mata hati itu adalah cahaya batin.
Selanjutnya, yang dilihat oleh mata hati itu akan diterima
atau ditolak oleh hati. Jika mata hati melihat baiknya ketaatan, hati akan
menerima dan mencintainya, lalu diikuti oleh seluruh anggota tubuh. Bila mata
hati melihat buruknya maksiat, hati akan menolak dan menjauhinya, kemudian
diikuti oleh anggota tubuh yang lain.
Hikmah ini juga bisa diartikan bahwa cahaya bisa menyingkap
misteri gaib, seperti rahasia takdir, atau memprekdisikan apa yang akan terjadi
di dunia. Setelah itu, mata hati berperan melihatnya dan hati memastikannya.
Terkadang penyingkapan dan penglihatan tersebut tidak sempurna.
Oleh karena itu, seorang mukasyif (yang mampu menyingkap
misteri gaib) harus memastikan terlebih dahulu apa yang disingkapkan
dihadapannya itu. Ia tidak boleh beramal hanya berdasarkan apa yang
disingkapkan untuknya. Ia juga tidak boleh memprediksiakan sesuatu sebelum bertanya
kepada hatinya, apakah hatinya itu menerima atau menolaknya. Itulah sebab
prediksi sebagian wali ada yang tidak terjadi. Ya, karena ia tidak memastikan
terlebih dahulu apa yang disingkapkan dihadapannya itu.
No comments:
Post a Comment