Sanksi yang
Ditangguhkan Bisa Jadi merupakan Istidraj (Sanksi yang Ditimpakan secara
berangsur-angsur dan Tanpa disadari)
Di antara tanda
kebodohan seorang murid adalah jika bersikap tidak sopan, tetapi hukuman
untuknya ditangguhkan, ia justru berkata,”Jika ini adalah sikap tidak sopan,
tentu aku sudah tidak ditolong lagi dan di jauhi”. Bisa jadi, ia memang sudah
tidak ditolong lagi. Namun, ia tidak menyadarinya karena mungkin bentuknya
hanya berupa tidak ditambahnya pertolongan. Bisa jadi pula sebenarnya ia telah
dijauhi. Namun, ia tidak menyadarinya karena mungin bentuknya hanya berupa
pembiaran dirinya dengan keinginannya.
Bersikap tidak
sopan bisa terjadi terhadap Allah, guru, manusia, bisa pula terhadap diri
sendiri. Di antara contoh bersikap tidak sopan terhadap Allah adalah melanggar
perintah-Nya, menaati aturan selain aturan-Nya, mengeluhkan hukum-hukum-Nya
yang dianggap memberatkan, dan mengadukan penderitaanya kepada makhluk.
Di antara contoh
bersikap tidak sopan terhadap guru adalah membangkang dan tidak mau menerima
nasihat dan saran mereka. Sebagian orang berkata, ” Membangkang kepada guru
tidak ada tobatnya.”
Bahkan, ada yang
mengatakan.”Siapa yang berkata ’mengapa’ kepada kepada gurunya maka ia tidak
akan pernah beruntung.”
Al-Qusyairi
berkata,”Siapa yang menemani seorang guru, namun kemudian membangkang dalam
hatinya, berarti ia telah melanggar akad pertemanan itu dan harus segera
bertobat.”
Jika seorang
salik mendapati dirinya belum juga sampai ke tujuannya, hendaknya ia sadar
bahwa hal itu mungkin disebabkan pembangkangannya secara diam-diam terhadap
guru-gurunya. Karena guru ibarat duta bagi para murid di hadapan Tuhan.
Contoh bersikap
tidak sopan kepada manusia adalah yang pernah terjadi pada Junaidi saat ia
melihat seorang miskin yang meminta-minta kepadanya. Ketika itu, ia
membatin,”Sekiranya ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, tentu akan
lebih baik.” Akibatnya, wiridnya pada malam itu terasa berat baginya. Ia
bermimpi melihat sekelompok orang yang mendatanginya membawa orang miskin itu
di atas meja hidangan. Mereka berseru kepadanya,”Makanlah dagingnya karena kau
telah menggibahinya”
Akhirnya, Junaidi
mencari orang miskin itu. Saat menemukannya, ia pun lantas mengucapkan salam
kepadanya. Kemudian, orang miskin itu berkata,”Pulanglah kembali, wahai Abu
Qasim”
Di antara contoh
bersikap tidak sopan terhadap diri sendiri adalah mengedepankan pemenuhan
”syahwat yang dihalalkan” daripada pemenuhan kewajiban yang sudah ditetapkan
Allah.
Orang yang
bersikap tidak sopan bisa saja tidak segera dihukum. Misalnya, tidak langsung
diberi penyakit atau petaka, baik yang menimpa tubuhnya maupun batinnya. Namun,
Allah akan menghentikan bantuan kepadanya dan menjauhinya. Itulah awal mula
terhijabnya dari Allah.
Saat seorang
murid tidak lagi mendapat pertolongan dan rahmat Allah, ia akan jatuh di
hadapan Allah dan terjuntailah tirai hijab di hatinya. Kerinduannya kepada
Allah akan berganti menjadi keterasingan. Demikian pula saat seorang murid
dijauhi-Nya, akan terurailah hijab yang menutupi dan menghalangi hatinya untuk
masuk ke hadirat-Nya.