Yang Maha Haq (Allah) tidaklah terhijab. Yang terhijab
adalah pandangan mu sehingga kau tak bisa melihat-Nya karena jika Dia dikatakan
terhijab, itu artinya, sesuatu menutupi-Nya. Jika Dia tertutupi sesuatu, itu
artinya wujud-Nya terbatas. Segala sesuatu yang terbatas adalah lemah, padahal,
“Dia adalah Maha Kuasa (qahir) atas segala sesuatu.” (QS al-an’am: 18)
Terhijab bukanlah sifat Allah swt. Yang memilki sifat terhijab
hanyalah dirimu sendiri. Jika kau ingin sampai kepada-Nya, kau harus mencari
dan mengobati semua kekuranganmu, niscaya kau akan sampai kepada-Nya dan
melihat-Nya dengan mata batinmu.
Hikmah diatas menepis anggapan yang menyatakan bahwa tidak
mustahil Allah terhalang oleh hijab karena hijab biasa digunakan oleh para
pembesar atau raja untuk memperlihatkan keagungan dan kemuliaannya. Jawaban
terhadap anggapan ini adalah, sekiranya Allah terhijab sesuatu, seperti halnya
para pembesar dan raja, niscaya Allah terkurung dalam hijab itu, terpenjara dan
terbatas ruang geraknya. Tentu hal itu tidak mungkin terjadi pada Allah swt.,
berdasarkan firman-Nya, “ Dan dialah yang berkuasa atas sekalian
hamba-hamba-Nya dan Dialah yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui,” (QS.
Al-an’am :18)
No comments:
Post a Comment