Amal itu ibarat jasad yang tak bernyawa, sedangkan keikhlasan laksana ruh yang menjadikan jasad itu hidup. Keikhlasan setiap orang berbeda-beda. Keikhlasan para 'abid (ahli ibadah) berbentuk bersihnya amal mereka dari sifat Riya' yang nyata maupun yang tersamar dan dari niat yang didasari hawa nafsu. Mereka beramal karena Allah, mengharap pahala-Nya, serta ingin selamat dari adzab dan siksa-Nya. Namun demikian, mereka menisbatkan amal itu pada diri mereka dan menjadikannya sebagai termpat bergantung untuk meraih apa yang mereka inginkan.
Sementara itu, bentuk keikhalasa para muhibbin (pencinta Allah) tergambar dalam niat amal mereka yang ditujukan sebagai wujud pengagungan dan penghormatan mereka terhadap Allah yang memang layak mendapatkannya. Dalam beramal, mereka tidak bertujuan mendapat pahala atau takut siksa-Nya.
Oleh sebab itu, Rabi'ah al-Adawiyah berkata, " Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka-Mu atau berharap surga-Mu."
Sementara itu, keikhlasan para 'arif berbentuk kesaksian dan pandangan mereka bahwa Allah semata yang menggerakan dan mendiamkan mereka. Mereka tidak merasa memiliki daya dan upaya dalam hal itu. Oleh karena itu, mereka tidak beramal, kecuali dengan bantuan Allah, bukan dengan daya dan kekuatan mereka. Tingkat keikhlasan para 'Arif ini merupakan tingkat keikhlasan tertinggi.
No comments:
Post a Comment