Jangan meminta
Allah untuk mengeluarkanmu dari satu kondisi agar kau bisa dipekerjakan-Nya.
Jika memang Dia menghendaki, niscaya Dia akan mempekerjakanmu tanpa harus
mengeluarkanmu dari kondisi itu.
Jika kau mengira
bahwa keberadaanmu di satu kondisi telah menghambatmu untuk mendekatkan diri
kepada-Nya, jangan meminta-Nya mengeluarkanmu dari kondisi itu karena jika
Allah mencintaimu dan kau termasuk ahli iradah (yang dikehendaki Allah), Allah
akan mempekerjakanmu dengan penuh kasih sayang, membimbingmu melakukan
amal-amal saleh, dan menyibukan hatimu dengan-Nya, tanpa harus mengeluarkanmu
dari kondisi lamamu.
Jika seorang
murid berada dalam kondisi yang tidak sesui dengan tujuannya (namun dari sudut
pandang syariat, kondisi itu tidak terlarang), tak layak baginya untuk
menghendaki keluar dari kondisi itu dna menentang ”hukum waktu” sebagaimana
dijelaskan dalam hikmah diatas. Ia juga tidak layak meminta Tuhannya segera
mengeluarkannya dari sana agar bisa dipekerjakan-Nya pada kondisi lain karena
kondisi itu adalah pilihan Allah dan ia tidak perlu bingung dalam hal ini.
Yang patut
dilakukannya adalah tetap menjaga etika dan kesopanannya terhadap Tuhannya
serta mendahulukan kehendak-Nya atas pilihannya sendiri. Jika Tuhannya melihat
sikap baiknya ini, Dia akan mempekerjakannya tanpa perlu mengeluarkannya dari
kondisi tersebut. Dengan demikian, ia pun beramal sesuai kehendak Allah, bukan berdasarkan
kehendaknya sendiri. Akan lebih baik lagi baginya bila ia juga meyakini bahwa
ia akan mencapai tujuannya tanpa harus keluar dari kondisi tersebut.
Lain lagi halnya
ia berada dalam kondisi yang tidak sesuai dengan syara’. Dalam hal ini, ia
harus segera keluar dari kondisi tersebut dan meminta Tuahannya agar
memindahkannya ke kondisi yang lebih diridhai-Nya.
No comments:
Post a Comment