Empat Sikap
Perilaku Hamba saat Berhubungan dengan-Nya
Meminta kepada
Allah berarti menuduh-Nya, Mencari Allah berarti menggibah-Nya. Mencari selain
Allah pertanda tak punya malu kepada-Nya dan meminta kepada selain Allah
pertanda jauh dari-Nya.
Dalam
perjalanannya menuju Allah, seorang murid harus sibuk melakukan amal-amal saleh
yang diridhai Tuhannya. Hatinya tidak boleh sibuk mencari sesuatu yang lain
karena itu tercela dan bisa memutus jalannya menuju Allah.
Bila kau meminta
kepada Allah agar Dia memberimu rezeki dan makanan yang dapat membantumu
berjalan atau agar Dia meluaskan rezekimu, sama dengan menuduh-Nya tidak pernah
memberimu rezeki. Jika kau percaya bahwa Dia Maha Mengetahui kebutuhanmu dan
Maha Kuasa memberimu tanpa kau minta, tentu kau tidak akan meminta sesuatu pun
dari-Nya.
Bila kau
mencari-cari Allah agar kau didekatkan kepada-Nya, dihilangkan hijab antara
dirimu dengan-Nya, dan dapat melihat-Nya dengan mata hatimu, tindakan ini sama
saja dengan melakukan gibah terhadap-Nya (membicarakan-Nya di belakang) karena
Dzat Yang Mahahadir tidak perlu lagi dicari-cari.
Bila kau mencari
selain Tuhanmu, baik itu berupa harta, kedudukan, kehormatan, maupun yang
lainnya, itu membuktikan sedikitnya rasa malumu kepada-Nya. Jika kau malu
kepada-Nya, tentu kau tidak akan mencari selain-Nya.
Bila kau meminta
kepada selain-Nya, seperti meminta kepada seorang manusia untuk mengatasi
persoalan-persoalanmu dan saat meminta itu kau lupa kepada Tuhanmu, itu
menandakan bahwa kau begitu jauh dari-Nya. Jika kau dekat dengan-Nya, pasti kau
akan jauh dari selain-Nya. Sekiranya kau menyadari kedekatan-Nya denganmu,
niscaya kau akan menghindari makhluk-makhluk-Nya. Namun, karena kejauhanmu
dengan-Nya, kau merasa butuh kepada selain-Nya untuk kau jadikan tempat
berlindung dan meminta.
Bagi kalangan
murid, meminta kepada sang Khalik adalah hal yang lumrah. Bahkan, meminta
kepada makhluk pun adalah hal yang wajar, kecuali meminta dalam kerangka
ibadah, etika, mengikuti perintah, atau menyatakan kebutuhan. Sementara itu,
orang-orang ’arif hanya memandang kepada Allah. Permintaan mereka, walaupun
secara lahir tampak kepada makhluk, namun sebenarnya kepada sang Khalik.
No comments:
Post a Comment