“Sinar mata hati” membuatmu menyaksikan kedekatan-Nya
denganmu. “Penglihatan mata hati” membuatmu menyaksikan ketiadaanmu karena
keberadaan-Nya. “Hakikat mata hati” membuatmu menyaksikan keberadaan-Nya, bukan
ketiadaanmu dan bukan pula keberadaanmu.
Sinar mata hati sering disebut dengan cahaya akal dan ‘ilmul
yaqin. Penglihatan mata hati sering disebut cahaya ilmu dan ‘ainul yaqin.
Hakikat mata hati sering disebut dengan cahaya kebenaran dan haqqul yaqin.
Cahaya-cahaya Ilahi tersebut akan menyinari hati seorang
salik. Setiap cahaya tersebut memiliki buah dan manfaatnya sendiri-sendiri.
Seseorang berkata, “Seorang hamba tidak akan sampai pada
hakikat tawadhu, kecuali saat terpancarnya cahaya musyahadah dari hatinya.”
Saat itu, nafsunya akan larut dan tunduk pada sang Khalik dan bersikap rendah
hati di hadapan makhluk.
Melalui hikmah ini, Ibnu Atha’illah menjelaskan bahwa orang
yang terbuka dengan cahaya pertama akan merasa kedekatan Allah. Ia kan akan
selalu sadar pengawasan Allah dan malu kepada-Nya. Ia merasa bahwa pandangan
Allah tidak pernah luput darinya, baik itu di saat melaksanakan perintah-Nya
maupun disaat menjauhi larangan-Nya.
Orang yang terbuka dengan cahaya kedua akan merasa ketiadaan
segala yang wujud karena wujud Tuhan Yang Maha Haq. Ia akan melihat bahwa alam
semesta ini tidak ada dan tidak memperdulikannya lagi karena wujud alam semesta
ini hanyalah akibat dari wujud Yang Maha Maujud. Wujud hakiki hanyalah milik
Allah swt. Dalam pandangannya, tak ada lagi yang di jadikan sandaran atau
tempat berkeluh kesah., kecuali Allah. Ia hanya akan bertawakal kepada-Nya,
ridha dan memasrahkan diri kepada-Nya.
Sementara itu, orang yang terbuka dengan cahaya ketiga akan
memliki dzat dan jiwa yang suci. Ia akan merasa kefanaan secara total. Kefanaan
yang abadi karena itulah dengan wujud Tuhannya. Rahasia-rahasia Ilahi pun
terkuak di hadapannya. Jika ia naik dan kefanaan total itu, ia akan menempati
maqam keabadian.
Penulis al-‘Awarif berkata, “Orang yang abadi di suatu maqam
tidak akan di halangi Allah dari makhluk dan tidak dihalangi makhluk dari
Allah, sedangkan orang yang fana akan terhalangi oleh Yang Maha Haq dari
makhluk.”
No comments:
Post a Comment