Di saat tekad
seorang salik ingin berhenti pada apa yang tersingkap baginya, suara-suara
hakikat pun memperingatkannya, ” Yang kau cari ada di depanmu” Dan di saat
pesona alam tampak menggoda, hakikat-hakikatnya pun berujar, ”Kami hanyalah
ujian, maka jangan kau kufur”
Tekad seorang
salik (peniti jalan menuju Allah) tidak akan berhenti setelah mendapatkan
makrifat, rahasia dan cahaya-cahaya Ilahi. Ia tidak akan memandang bahwa
makrifat, ahwal dan maqam yang telah diraihnya merupakan tujuan utama dan akhir
dari perjalanannya. Bisikan-bisikan hakikat ilahi akan menyeru hatinya agar
tidak berhenti sampai di situ, ”Karena apa yang kau cari ada di depanmu!” Apa yang
dicari dan diinginkan seorang salik adalah ”Sampai kepada Tuhannya”, bukan
sampai kepada sesuatu selain-Nya.
Saat dunia
menebar pesonanya, ia akan berseru dengan suara yang tak tak kau dengar, ”Kami
hanya ujian dan cobaan maka jangan kau tertipu oleh kami dan jangan berhenti
sampai di sini. Jangan jadikan dirimu budak kami sehingga kau terhalang dari
Allah karena sikap semacam ini sama saja dengan kufur terhadap nikma Tuhan
Pemberi Nikmat.”
Syukur atas
nikmat Tuhan diwujudkan dengan cara menemui dan mendatangi Tuhan Yang Mamberi
nikmat, sedangkan sikap berpaling dari nikmat, namun di saat yang sama tetap
menikmati nikmat tersebut, adalah cerminan sikap tidak tahu diri di hadapan
Tuhan.
No comments:
Post a Comment